Senin, 30 September 2013

Mengapresiasi Secara Lisan Teks Seni Berbahasa dan Teks Ilmiah Sederhana

0 komentar

Mengapresiasi Secara Lisan Teks Seni Berbahasa dan Teks Ilmiah Sederhana

A. Diksi: Makna Idiomatik, Ungkapan, Majas, Peribahasa

Diksi ialah pilihan kata. Dalam karang-mengarang baik prosa maupun puisi, diksi berkaitan erat dengan gaya bahasa. Pilihan atau penggunaan kata dalam mengungkapkan sesuatu dapat menjadikan sebuah kata memiliki kemungkinan makna yang banyak.
Kata dapat diartikan secara leksikal atau kontekstual. Sebuah kata juga dapat bermakna konotatif atau denotatif. Selain itu terdapat pula makna idiomatik, seperti ungkapan, majas, peribahasa.

1. Makna Denotatif dan Konotatif
  • Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya atau makna yang memang sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut. makna denotatif disebut juga makna umum.
  • Makna konotatif ialah bukan makna sebenarnya. Dengan kata lain, makna kias atau makna tambahan. Penggunaan kata bermakna konotatif juga berkaitan dengan nilai rasa, baik nilai rasa rendah maupun tinggi. Konotasi juga dapat memberikan nilai rasa halus dan kasar. Kata-kata berkonotasi halus disebut juga dengan istilah ameliorasi dan yang berkonotasi kasar disebut peyorasi

2. Ungkapan dan Peribahasa
  • Ungkapan adalah satuan bahasa (kata, frasa, atau kalimat) yang tidak dapat diramalkan berdasarkan unsur-unsur pembentuknya. Contoh, perang dingin, kabar angin, kambing hitam, dsb.
  • Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang mengisahkan maksud tertentu berupa perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Contoh, habis manis sepah dibuang, bergantung pada akar lapuk, dsb.

Penggunaan ungkapan dan peribahasa termasuk salah satu unsur gaya bahasa dalam kesusasteraan. 

3. Penggunaan Majas dalam Karya Sastra

Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menimbulkan kesan imajinatif atau menciptakan efek-efek tertentu bagi pembaca atau pendengarnya. 
Majas terdiri dari:
  • Majas Perbandingan
  • Majas Pertentangan
  • Majas Sindiran
  • Majas Penegasan 

a. Majas Perbandingan

Majas perbandingan terdiri atas tujuh bentuk yaitu:
1) Asosiasi atau Perumpamaan
            Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tapi sengaja dianggap sama.
2) Metafora
            Majas metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.
3) Personifikasi
            Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
4) Alegori
            Alegori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh           
5) Simbolik
            Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang.
6) Metonimia
            Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.
7) Sinekdokhe
            Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya 

b. Majas Sindiran

Majas sindiran terdiri atas ironi, sinisme, dan sarkasme.
1) Ironi
            Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
2) Sinisme
            Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
3) Sarkasme
            Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. 

c. Majas Penegasan

Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut:
1) Pleonasme
            Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
2) Repetisi
            Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan
3) Paralelisme
            Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
4) Klimaks
            Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
5) Tautologi
            Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
6) Antiklimaks
            Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menurun.
7) Retorik
            Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah. 

d. Majas Pertentangan

Majas pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut:
1) Antitesis
            Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
2) Paradoks
            Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
3) Hiperbola
            Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
4) Litotes
            Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan. 

B. Menangkap Pesan yang Tersirat dalam Karya Sastra

Salah satu unsur intrinsik sebuah prosa adalah amanat. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang lewat cerita. Pesan ada yang diungkapkan secara tersirat dan juga tersurat. Pesan tersurat pada prosa dapat diketahui setelah membaca seluruh isi cerita, sedangkan dalam puisi dengan melakukan pengamatan terhadap penggunaan kata-katanya. 

C. Memberi Tanggapan terhadap Prosa

Seseorang dapat memberi tanggapan terhadap sebuah karya sastra baik prosa maupun puisi dalam bentuk resensi. Resensi adalah tulisan berisi ulasan, penilaian, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya sastra. Tujuan penulisan resensi adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai keunggulan dan kelemahan fiksi atau nonfiksi tersebut. 

D. Memberi Tanggapan terhadap Puisi

Memberi tanggapan terhadap puisi tak jauh berbeda dengan tanggapan terhadap prosa atau karya sastra yang lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar