Mengapresiasi Secara Lisan Teks Seni Berbahasa dan Teks Ilmiah Sederhana
A. Diksi: Makna
Idiomatik, Ungkapan, Majas, Peribahasa
Diksi ialah pilihan kata. Dalam
karang-mengarang baik prosa maupun puisi, diksi berkaitan erat dengan gaya
bahasa. Pilihan atau penggunaan kata dalam mengungkapkan sesuatu dapat
menjadikan sebuah kata memiliki kemungkinan makna yang banyak.
Kata dapat diartikan secara leksikal atau
kontekstual. Sebuah kata juga dapat bermakna konotatif atau denotatif. Selain
itu terdapat pula makna idiomatik, seperti ungkapan, majas, peribahasa.
1. Makna Denotatif
dan Konotatif
- Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya atau makna yang memang sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut. makna denotatif disebut juga makna umum.
- Makna konotatif ialah bukan makna sebenarnya. Dengan kata lain, makna kias atau makna tambahan. Penggunaan kata bermakna konotatif juga berkaitan dengan nilai rasa, baik nilai rasa rendah maupun tinggi. Konotasi juga dapat memberikan nilai rasa halus dan kasar. Kata-kata berkonotasi halus disebut juga dengan istilah ameliorasi dan yang berkonotasi kasar disebut peyorasi.
2. Ungkapan dan
Peribahasa
- Ungkapan adalah satuan bahasa (kata, frasa, atau kalimat) yang tidak dapat diramalkan berdasarkan unsur-unsur pembentuknya. Contoh, perang dingin, kabar angin, kambing hitam, dsb.
- Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang mengisahkan maksud tertentu berupa perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Contoh, habis manis sepah dibuang, bergantung pada akar lapuk, dsb.
Penggunaan ungkapan
dan peribahasa termasuk salah satu unsur gaya bahasa dalam kesusasteraan.
3. Penggunaan Majas
dalam Karya Sastra
Majas adalah bahasa
kias yang dipergunakan untuk menimbulkan kesan imajinatif atau menciptakan
efek-efek tertentu bagi pembaca atau pendengarnya.
Majas terdiri dari:
- Majas Perbandingan
- Majas Pertentangan
- Majas Sindiran
- Majas Penegasan
a. Majas Perbandingan
Majas perbandingan
terdiri atas tujuh bentuk yaitu:
1) Asosiasi atau
Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan
adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tapi sengaja dianggap
sama.
2) Metafora
Majas metafora adalah majas
perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.
3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang
membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti
manusia.
4) Alegori
Alegori adalah majas perbandingan
yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh
5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang
melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau
lambang.
6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang
menggunakan ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda
tersebut.
7) Sinekdokhe
Sinekdokhe adalah majas yang
menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya
b. Majas Sindiran
Majas sindiran
terdiri atas ironi, sinisme, dan sarkasme.
1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan
hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan
sindiran secara langsung.
3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang
paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
c. Majas Penegasan
Majas penegasan
terdiri atas tujuh bentuk berikut:
1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang
menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu
kata.
2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan
kata-kata sebagai penegasan
3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan
yang biasanya ada di dalam puisi.
4) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan
beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
5) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan
dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud
menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang
menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menurun.
7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa
kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan,
sindiran, atau menggugah.
d. Majas Pertentangan
Majas pertentangan
terdiri atas empat bentuk berikut:
1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang
mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang
mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang
berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan
mendalam atau meminta perhatian.
4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan
sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau
menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan.
B. Menangkap Pesan
yang Tersirat dalam Karya Sastra
Salah satu unsur
intrinsik sebuah prosa adalah amanat. Amanat adalah pesan yang ingin
disampaikan oleh pengarang lewat cerita. Pesan ada yang diungkapkan secara
tersirat dan juga tersurat. Pesan tersurat pada prosa dapat diketahui setelah
membaca seluruh isi cerita, sedangkan dalam puisi dengan melakukan pengamatan
terhadap penggunaan kata-katanya.
C. Memberi Tanggapan
terhadap Prosa
Seseorang dapat
memberi tanggapan terhadap sebuah karya sastra baik prosa maupun puisi dalam
bentuk resensi. Resensi adalah tulisan berisi ulasan, penilaian, pertimbangan,
atau pembicaraan suatu karya sastra. Tujuan penulisan resensi adalah memberikan
informasi kepada pembaca mengenai keunggulan dan kelemahan fiksi atau nonfiksi
tersebut.
D. Memberi Tanggapan
terhadap Puisi
0 komentar:
Posting Komentar